Kawan,
Mari kita buka memori lawas. Ingat kembali jenis permainan khas Sibolga waktu kita belum sekolah hingga mungkin saat SMP masih kita lakoni dengan riang.
Tersebutlah:
Taratintin permainan dengan banyak orang. seorang “terhukum” diposisikan untuk menghitung dari 10-100 dengan kelipatan 10 (sambil tutup mata dan kepala bersandar ke pohon atau kalau tidak ada pake dinding rumah) lalu peserta lain akan bersemburat bersembunyi.
Gala Hambek permainan 3 lawan tiga, dengan membuat semacam garis-garis menyerupai kotak di tanah..(susah menjelaskan detil, jadi bayangkan sajolah…)
Iye-iye permainan khusus para perempuan dalam hal loncat gelang karet, tapi tidak jarang ada para anak laki-laki yang coba menantang kehebatan para perempuan ini dalam hal loncat terutama itu waktu karet direntangkan di atas kepala dan yang paling susah, kombinasi gerakan kaki seperti gerakan dansa.
Palikkis ini sejenis permainan taruhan. Bisa tumpukan gelang karet atau gambar-gambar (istilah dulu untuk sejenis gambar ukuran persegi empat kecil). Benda taruhan ini dimasukkan dalam garis segi empat pada jarak tertentu. Peserta dibatasi oleh garis sebagai tempat melempar “palikkis” (bisa dari batu yang rata, ubin keramik, tapi yang paling favorit ubin marmer tebal). Ukuran palikkis ini dibatasi sebesar genggaman tangan.
Tokkok lele (botul gak namanya ?) permainan perorangan dengan alat bantu berupa 2 buah batangan kayu bulat kecil, yang satu (pemukul) seukuran 30cm dan umpannya (istilahnya apa ya ?) seukuran 15cm. Lalu si umpan (lele) diletakkan di ujung lobang kecil memanjang (posisinya menjungkit). Ujung umpan di “tokkok” pakai pemukul sehingga melenting ke udara setelah terlebih dahulu membentur tanah. Ada beberapa variasi pukulan untuk mendapat nilai lebih…seterusnya, ingat sendirilah. Cara menangkap, cara penangkap berusaha membenturkan umpan ke lubang panjang atau membenturkan ke pemukul.
Kiu-kiu, dobol (dari kata double ya ?) sebenarnya turunan dari permainan orang dewasa, tapi sangat favorit untuk anak-anak karena permainannya sederhana. Umumnya dimainkan di tempat sepi karena takut dibilang main judi. Memang asyik kali bisa lupa waktu makan dan tidur siang. Ttaruhan umumnya gelang karet, gambar-gambar, atau uang nominal kecil
Piccek baju (botul jugakah namanya ??) permainan perorangan. Garis kotak di tanah menyerupai model pakaian. Peserta meloncat-loncat dengan satu kaki. Untuk mengambil piccek pun dilarang pakai anggota tubuh lain selain telapak tangan (tidak boleh bertumpu ke lengan). Umumnya permainan perempuan, tapi banyak juga laki-laki berminat.
Kalereng termasuk umum di seluruh indonesia. Tapi yang unik di Sibolga adalah cara melentingkan kelereng ke sasaran yang hanya pakai satu tangan. sedang di tempat lain (medan misalnya) pakai kedua tangan (gambarannya seperti tembak katapel).
Ala lupo ambo, tapi terbayang di kepala ada beberapa varian permainan unik yang biasanya dimainkan oleh anak-anak yang rumahnya di atas laut (seperti rumahku dulu). Lokasi yang dipakai biasanya jembatan (kayu) utama dan tentu saja laut jernih di dekat jembatan itu. bah..jadi rindu aku mancing dari teras rumah tikki i..
OK.. segitu dulu…silahkan di tambahkan..
Horas
———————-
Oleh : Julius_7661a (Alumni smak-sbg90)
Chandra
28 Maret 2009
kemarin sibolga masuk trans tv kan.
lumayan la buat promosi gratis sibolga keseluruh indonesia,
soalnya di jogya klo bilang asal dari sibolga pasti pada ga tau itu kota apa.
pokok nya cm bs dukung lewat nntn di tv
budi tarihoran
28 Maret 2009
anak anak kini alah hobby internetan
sampai² lupo permainan klasik bakiro diateh
Hanna Marbun
28 Maret 2009
hahah, ada yang inget mainan batu lima nggak?
aku jagoo looh dulu mainin itu..
goenipunk
28 Maret 2009
Jadi ingat masa-masa kecil dulu..luar biasa…
Dan tawaran menarik tuh dari mbak Santi, hitung-hitung kita promo lewat acara si”Bolang” untuk beraneka permainan waktu kecil yang sekarang dah mulai tenggelam dan cenderung tidak dikenal lagi oleh anak-anak yang sekarng
zul azmi sibuea
29 Maret 2009
bung admin,
ambo sadang di siboga , di kampung aek manis
kalau mau jumpa admin dimanakah ??????
zul azmi sibuea
paklek
2 April 2009
seeep banget tawarannya…
terpaksa bongkar memory lama nich tuk ngingat permainan yang pernah dimainkan sewaktu kecil dolo…
mungkin main sambar elang kali!!!!!!!!!!!!
Lukman
21 April 2009
@pak Zul Azmi,
Pengundian pakai tangan disebut UPANG, kalau tidak salah kata yang disebut adalah SA BOLLL,,, SA!!! (Saya agak lupa, atau mungkin ini kata sandi yang diteriakkan untuk mulai main GALAHAMBEK)
@ Pak Lamhot,
GOTRI ALA GOTRI NAGA SARIII
IYO (ah lupa,,)…….. JANGAN KETOK,,,
YANG KENE JADI OPO,
BAKUL BAKUL ENAM BAKUL ENAM, SEDANDANG,
TAK LEO LEO LEO JADI KODOK!
Ini pasti permainan yang berasal dari Jawa, habis mantranya pun dalam bahasa Jawa, he he.
Lukman
21 April 2009
@ Julius
Kalau Hapea, memang yang dari Batang Toru tidak ada lawannya,, Mungkin Hapea Lopian yang bisa punya kans menang,,
kalu dari bukit Santeong sampai Janjang saratus, kurang mantap, untuk yang dekat dekat, Hapea Sibolga Julu yang paling mantap.
joko
21 April 2009
main gambar-gambar, yg br tesadari sekrg sebenarnya adalah komik, dipotong2 sesuai bingkainya, dimainkan dgn cr tepukan (cas?) atau tebak posisi nomer bingkai…dulu klo musim ada yg sampaai berbundel2, diikat pake karet gelang, disimpan dalam kaleng. klo main dibawa kmn2 kalengnya…
klo menang teriak senang,klo kalah…mantaklah..!:)
zul azmi sibuea
22 April 2009
apakah semakin berkebudayaan permainan harus menjadi semakin mahal ????
perhatikanlah hampir seluruh permainan yang kita gunakan dari zaman dahulu kebanyakan diambil dari alam dengan harga murah, kemudian semakin hari, semakin kita menyebut diri kita makin maju dan moderen secara pelahan-lahan tanpa kita sadari permainan kita berubah menjadi sesuatu yang harus dibeli , cilakanya makin kreatif makin mahal, dan kadangkala semakin mahal itu membuat kita semakin bangga, gengsi.
lihat evolusi bungkus rokok kemudian menjadi gambaran kertas/karton atau komik, saya kira yang punya idenya mencuri perhatian kita dengan sangat jeli, karena biaya printing untuk membuat gambar tidak jauh beda dari printing bungkus rokok, maka kita kira adalah semakin berbudaya kalau mainan kita diprint khusus untuk mainan, bukan bungkus rokok, gengsi mengumpulkannya, maccam pemulung.
demikian pula industri printing pada musim kampanye lalu, poster dan baliho yang dibuat secara kreatif dengan segala rasa dan emosi untuk memenangkan caleg kita, tergantikan oleh biaya printing yang lebih memadai, lebih praktis, lebih baik dan lebih represetatif – dan secara materil kita menyebutnya lebih moderen dan lebih berkebudayaan.
mulai dari sejak dahulu kala, mesin printing masih tetap mempengeruhi hidup kita, baik untuk mainan maupun untuk baliho atau poster. menambah rasa hormat kita pada guthenberg, penemu printing mekanik. pertanyaanya apakah permainan yang lebih berharga mahal adalah permainan yang kreatif ???, atau kita sudah semakin kaya sehingga dalam struktur penghasilan kita sudah dialokasikan biaya utuk membeli permainan (games) ???? bagaimana pendapat anda.
Lukman
22 April 2009
Bang Zul,
Mungkin bukan karena kita mampu mengalokasikan dana untuk membeli game, mungkin memang permainannya sendiri (game ) sudah semakin menarik dan interaktif. Saya pernah mencoba membeli permainan untuk merangsang daya berpikir seperti Ludo, Halma dan Catur, tapi anak anak tidak tertarik untuk memainkannya, bahkan permainan Monopoli pun tidak tertarik. Dulu saya kalo main Monopoli bisa tanpa sadar sudah menghabiskan waktu 3 jam 4 jam. Trus, ternya kalo main catur di game komputer, mereka tertarik,,…??
Lukman
22 April 2009
@Ketapang,
Menggoreng hapea memang bukan secara kiasan, hapea biasanya dikosongkan dari isi dalamnya yang berwarna putih seperti buah kemiri, dengan cara dicungkil pakai lidi, yang bermodal bisa mencungkil memakai korek kuping. lalu benar benar di goreng dalam minyak goreng, nah disinilah resep rahasia dijaga, ada yang pakai dicampur minyak pisang, campur ini campur itu, yang katanya bisa membuat hapea jadi jauh lebih keras. Dari pengalaman saya, semua campuran itu tidak memberi kontribusi apapun pada ketahanan Hapea.Memang faktanya, hapea yang digoreng penampilannya sangat meyakinkan (berwarna merah), dan sangat keras,,, cuma,, lepas 3 atau 4 hari menjadi lapuk dan mudah pecah.
Bicara soal campuran rahasia, membuat saya juga teringat permainan mengadu layang layang. Tekniknya pada saat benang kedua pihak yang berlaga saling membelit, benang di LOMBAR ( diulur) dan dengan bantuan kecepatan angin, benang yang sudah dilapisi serbuk kaca akan memotong benang lawan. Ada juga yang memakai benang nilon tebal tanpa lapisan kaca, tapi ini dengan teknik adu cepat menarik. Teknik ini kurang populer dibandingkan dengan teknik lombar, dengan benang dilapisi serbuk kaca, yang disebut benang GALASAN. Galasan dibuat dengan cara sbb:
Kaca ditumbuk sampai jadi halus dengan batu, trus disaring berkali kali memakai sepotong kain (agar hanya yang sangat halus tersisa), lalu dimasak dengan lem kayu dalam kaleng bekas susu, diberi gincu pewarna. lalu benang dicemplungkan dalam kaleng, dan dimulailah proses pelapisan benang dengan larutan kaca halus dengan cara mengikat benang sekeliling 2 tiang, memakai tangan sebagai alat bantu. Nah. dalam pembuatannya , rahasia resep pusaka selalu dijaga agar jangan sampai diketahui orang lain. Ada yang percaya, kualitas galasan tergantung jenis kacanya. kaca bola lampu pijar,, biasa biasalah, kaca lampu neon, lebih paten. Paling paten, kaca keramik yang biasa dipasang di atas tiang listrik untuk mengikat kabel listik. Resep rahasia campuran waktu memasak lem kayu pun macam macam. Tapi , lagi lagi berdasarkan pengalaman, saya memakai kaca pecahan dari jendela juga tetap bisa menang, triknya adalah dengan SELALU menyambar layang layang lawan dari atas, probabilitas menang nya diatas 70%.
Julius Silalahi
24 April 2009
Makin terbuka saja kenangan manis itu. Ngakak habis saya baca-baca komennya, sambil membayangkan diri sendiri waktu kecil dgn lagak serius menikmati masing2 permainan itu..lucu kali masa kecil itu, ditambah aroma badan yg rruar biasa asem.
Apalgi lengkap dengan metode, jampi-jampi, cash gambar-gambar, sampe ada omongan ..Mantaklah !! hahaha, rasa kesal klu kalah..ato malah berhamburan kata-kata ampuh klu benar2 kesal bercampur marah, yg ujung2nya bisa berkelahi (klu perempuan basijanggingan).
Salah satu teknik hapea makin jago, dimasukkan dalam cairan lilin, stlh itu diambil dan dikorek tapi disisakan ketebalan tertentu lalu diisi lagi dgn bekas bagian dalam hapea.
Ada jg main “tuok”.undian lempar koin ke udara tp pake taruhan. Katanya ada rahasia si bandar spy sisi mata uang tetap pilihan bandar ?
Btw, bicara tuok, aku beberapa kali ada pengalaman mancing pake umpan tuok..hahahaha..
Marwan Tanjung
25 April 2009
Teringat main panikkis dulu waktu masih SD di Sibolga sekitar awal tahun 70, karena saking inginnya menang saya dengan teman-teman masa kecil di Kota Baringin “mencuri” tegel untuk digunakan main panikkis di sekolah SD1 yang sedang dibangun (depan panjara) Jl. Thamrin. Rupanya perbuatan kami diketahui oleh petugas yang menjaga proyek pembangunan tersebut dan melaporkan kami ke kantor polisi dan kamipun dibawa ke kantor polisi.
Kami sangat ketakutan saat itu karena masak hanya ngambil satu dua ubin untuk digunakan main panikkis sampe dibawa ke kantor polisi, kami hanya bisa menangis, beruntung seorang teman kami yang bernama Ucok Dalimunthe punya bapak seorang Tentara dinas di Korem 022 Kawal Samudera, walaupun pangkat bapaknya hanya Kopral tapi karena pada saat itu semua orang takut sama Tentara termasuk polisi, maka kami pun dapat bebas karena dijemput oleh papanya si Ucok tadi…terimakasih pak Kopral Dalimunthe, mudah-mudahan beliau masih sehat wal’afiat sampe sekarang, terakhir di tinggal di Asrama tentara simare-mare dekat RRI.
AFRIZAL YUSREN
25 April 2009
Kepada Pak Marwan Tanjung.
Yang paik bana lah hidup munak tu sampe ka kantor polisi gara2 main panikkis.
klo kami di bagian lebih ke kampung tepatnya di sibuluan 1 paling 2 main sambal. ntah kenapa pula disebut main sambal, mungkin plesetan main sambar kali ya?
zul azmi sibuea
26 April 2009
@marwan,
barang kali kok ambu simarwan waktu itu , singon ambo teges itu polisi, masakan cuma gara-gara panikkis diproses verbal. teges jan pola main sidongkak, diamkan sajo, nanti kok tibo saatnyo rami- rami barulah, baranikan manggutik talingonyo, kok masi diam juo indak ado reaksi, baru buek talingo ayanyo dari daun-daun, lalu pijak-pijak, kok masi diam juo, bararti ala kalah itu polisi, badame – salase bateges, bareloklah,kaikkan kalingking’
hutauruk
6 Mei 2009
serasa kembali ke masa itu… asli aku terharu mengingat ini hanya menjadi hiasan blog! anak-anak sekarang lebih familiar dengan permainan digital.
ada ide melestarikannya:
1. dari pembesar sibolga. buatkan event acara permainan tradisional dan jadi agenda wisata. di daerah rantauku di riau kepulauan, permainan gasing di klaim berasal dari melayu/kepulauan dan menjadikan itu agenda wisata tahunan yang mendatangkan banyak sponsor dan pemain tentunya.
2. dari diri kita sendiri. ajarkan anak-anak kita dengan permainan itu. setidaknya mereka mengetahui. kita tidak bisa berharap banyak, mengingat beberapa kendala dihadapi anak anak sekarang seperti daerah bermain yang sudah semakin menyempit diganti ruko dan perumahan.
3. dari komunitas ini. kita compile dan jadikan itu menjadi sumber referensi ke depan dan kita share kepada pemimpin kita di sibolga untuk mendukung poin 1.
ingat lagu ini?
jambatan tapanuli, godang dalan nauli, manuruk ma sude hamu tartangkup naparpudi…
lagu permainan apa hayo?
Marwan Tanjung
7 Mei 2009
Mungkin ado nan talupo dan balun disabukkan diate dari sekian banyak permainan anak Siboga waktu masih ketek dulu yakni “main ujan’, kok ala datang ujan labek mulailah siap-siap bukkak baju sambil main ujan jo kawan-kawan saumu awak, nan tingga cuma sarawa pendek sajo bakabek tali goni pulo itu dah, kadang-kadang dak pulo pakke kolor.
Kok ado ai nan taganang di jalan karano jalannyo balubang mulailah main siram-siraman ai, ai nan taganang tuh awak sipakkan sampe nyiprat dan mangotori kawan awak, sanang bana itu ati awak kok kawan kane cipratan ai nan ala bacampu tana tuh.
Salam dari Cairo
Julius Silalahi
8 Mei 2009
Mantap bana ogek Marwan ko. Dilapehkannyo sadonyo kenangan lamo nan ala tasumbek dalam di memorinyo.
Ambo kiro kok nan main ujan tu, kasanangan sajo namonyo indak pola permainan lai dikategorikan. tapi bulilah kito ingek2 keunikan samo kesenangan waktu itu.
biasonyo kok ujan, sasaran lain talang air rumah urang, nang ado bantuk pincurannyo. lamak bantu bakiro dikusuk-kusuk kapalo jongon tanggurungtu. accok la indak sabar lai awak manunggu giliran kawan nang balamo-lamo disitu. ujung2nyo ba sidorong-dorongan.
ado lai kami nang rumahnyo di ate lawik di sambas arah laut. kok ujan, lamak bana mandi lawik karano angek di dalam ai tu. baranang-ranang sambil dihampe ai ujan, bakaja-kaja di jumbatan samo di lawik. talanjang bulek sadonyo. malah ado kawan ala gadang umurnyo, talanjang bulek pulo padahal ala babulu.
Lukman
9 Mei 2009
@Julius
Wah iya, baru taringek kalo mandi laut dihari hujan rasanya air laut jadi hangat,,, kami sering juga dulu mandi laut waktu hujan, tapi kemudian ditakut takuti orang orang yang lebih tua, katanya banyak Hiu mandorat kalo hari hujan, jadilah kami ndak pernah lagi mandi laut waktu hujan. Entah betul entah bohong urusan hiu itu.
Julius Silalahi
11 Mei 2009
@Lukman
Dari pengalaman saya tidak pernah tuh ada hiu mandorat. Yang sering ular laut keluar dari sarang (karang) cari makan ikan kapu-kapu (sering kejadian ikan ini yg digulungi ular laut), bajan (lupa bhs indonesianya, spt belut yg ditakut2i org dewasa yg katanya mau makan “telor” anak2 yg mandi telanjang), labi-labi/penyu. Selebihnya senang-senang sambil bawa sarung dari rumah diikatkan ke leher bak superman, loncat dari jembatan..wuiihh..dunia serasa diciptakan untuk tempat bermain saja.
zul azmi sibuea
11 Mei 2009
tindakan me-nakut2i anak-anak oleh orang dewasa artinya apakah setelah kita-kita dewasa ?????
setelah dewasa kitapun sering menggunakannya, tipu-tipu aja itu, untuk memasukkan pengajaran, biar anak-anak menjadi hati-hati, tidak semberono karena disemua tempat selalu ada kemungkinan bahaya.
bahaya yang paling sederhana, dijapuk dek umak awak, kok indak juo manjak dibaoknyo pulang baju awak – jadilah awak pulang batilanjang dado.
selamat bamain ujan , bagi nan ujan-ujanan, tapi awas jangan main di angin ribut , badai dan puting beliung – banyak jin gentayangan.
salam
zul azmi sibuea
zul azmi sibuea
11 Mei 2009
@ pak hutauruk,
saya sudah lama sekali mencoba mengingat-ingat syair yang anda minta sambung pada baris terakhir komen anda no.69, sejauh ini saya belum ketemu. coba kita konstruksi lagi syairnya, permainannya saya mengerti menangkap salah seorang untuk gantian menangkap (jaga) dikurung berdua dengan tangan diatas pada akhir syairnya:
(anda)
jambatan tapanuli, godang dalan nauli,
manuruk ma sude hamu tartangkup naparpudi…
(aku)
…sarion sarionna sagetep ….
..hu rehe hu rehe inda ra ia ro..
selengkapnya bagaimanakah ???????
omong-omong, anda dengar dimana pertama kali, saya kira saya mendengarnya sebelum usia sekolah sekitar akhir tahun 60an, di tukka atau huta balang tap.tengah, dimana saat itu pada akhir masa panen masih dilakukan pesta panen dengan hiburan tumba oleh siswa-siswa sd/smp, atau remaja lainnya. hiburan remaja yang agak berani saat itu adalah “martorang bulan”, berjalan kaki rombongan dibawah sinar 15/16 hari bulan ke ujung batas desa , kurang lebih 2 atau 3 km pp.
Cigan232
11 Mei 2009
Main ujan, lebih enak lagi sambil main bola. Pd umur 5-7th, bertelanjang bulat terasa sah2 saja, tanpa malu sedikhtpun ktka turun hujan. Klo sudah begitu, bertelanjang bulat dgn teman2 cepat2 pada ngumpul di lapangan, walaupun jaraknya 3-4 rumah dari rumah. Sialnya, main bola baru saja dimulai, e. . . , hujannya tiba2 berhenti. Jadilah semua berlari pulang sambil menutup selangkangnya masing2. Malunya itu bah. . . . ,nggak hujan kok telanjang bulat. . . Dilihat pula sama cem2an awak- pacar monyet-.
horas_lae
12 Mei 2009
berita ini dikutip dari “metro tapanuli”, agak salah kamar sejak blog ini dikhususkan untuk koar bagi siapa saja kecuali orang pemkot,karena tabu, takut campur aduk antara urusan “pribadi” dengan urusan “dinas” – blog ini menjadi pasar koar dimana pengamat pemkot, mengamati pasar ini dari sebuah ketinggian dengan diam seribu bahasa seperti dewa-dewa, karena ditempat itulah ia diposisikan.
—————–
Pemko Sibolga Usul 805 Formasi CPNS
Rabu, 06 Mei 2009
372 Guru, 113 Kesehatan, 320 Teknis
SIBOLGA-METRO; Pemerintah Kota Sibolga telah mengusulkan 805 formasi CPNS tahun 2009 ke Badan Kepegawaian Nasional dan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (MenPAN). Usulan formasi CPNS itu merupakan upaya Pemko Sibolga mengisi kebutuhan PNS yang kosong pasca banyaknya PNS yang pensiun dan pindah. Kepala BKPP Kota Sibolga, Drs Edy Johan Lubis di ruang kerjanya, Selasa (5/5) mengatakan, usulan formasi CPNS tahun 2009 sesuai surat edaran Badan Kepegawaian Negara (BKN) dengan nomor: K.26-30/V.5-6/99 tertanggal 19 Januari 2009 perihal penyusunan formasi PNS.
“805 formasi jabatan yang kita usulkan ke BKN dan MenPAN di Jakarta pada 25 Maret 2009 lalu. Terdiri dari 372 tenaga pendidikan, 113 tenaga kesehatan, dan 320 untuk tenaga teknis,” katanya. Ketika disinggung mengenai waktu pelaksanaan seleksi CPNS di Pemko Sibolga, Edy Johan menjawab, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan waktu pelaksanaan. “Kita masih menunggu petunjuk dari MenPAN,” ujarnya.
“Yang pastinya, jika Pemko Sibolga kembali membuka pelamaran CPNS tahun 2009, maka akan diumumkan melalui media cetak dan kami akan menempelkan pengumuman.
————-
kita masih punya ingatan kolektif bahwa pns dan cpns merupakan mesin pilkada yang paling efektif sepanjang 40 tahun terakhir. ini contoh beritanya dari metro tapanuli, walaupun hanya sekedar opini, dibawah judul “Kebijakan Pemkab Belum Sentuh Kebutuhan Masyarakat” edisi Jumat, 08 Mei 2009 ,alinea 5,
“Ia menambahkan, pemilu 2009 terjadi gejolak yang sangat parah. Penguasa mengintruksikan semua SKPD, Camat, Lurah/Kepala Desa agar mengarahkan dan memaksa masyarakat dengan segala cara untuk memilih salahsatu partai politik. Selain itu salahsatu kebijakan yang menyalahi aturan memaksakan semua siswa SLTA untuk memilih partai tertentu disertai ancaman tidak lulus. Kemudian kepala-kepala sekolah SD dan SLTP melakukan ancaman pada orang tua siswa, apabila tidak memilih partai tersebut. Hingga akhirnya partai tersebut meraup suara yang membludak.”
sorry salah kamar, dan memang gak nyambung, antara cpns kota dengan opini pada pemkab.
horas
hutauruk
26 Mei 2009
@pak zul azmi,
pertama kali ku dengar lagu itu ketika masih ingusan (tahun 70an) di daerah gonting mahe. didendangkan biasanya ketika selesai panen dan atau pada bulan tula (purnama).
aku pernah dapat kaset dari saudara di sibolga, tentang perayaan 50 tahun kapusin di propinsi sibolga (sebutan mereka) dan ada lagu itu, wah terkenang betul masa-masa itu dan ditambah lagi blog ini.
kapusin itu adalah para komunitas pastor yang berada di daerah panangkalan. konon asal muasal minuman kopi ‘cappucino’ mengambil nama mereka.
mereka mendirikan komunitas, tempat belajar teknik dan tempat retreat di daerah tersebut. mereka menyebut sibolga sebagai propinsi tidak mengikut pada struktur administrasi kenegaraan Indonesia.
kata-kata dilagu itu persis seperti yang kami tuliskan.
permainannya persis seperti yang ogek sampaikan. di akhir permainan kedua team akan saling adu kekuatan tarik menarik (kayak tarik tambang).
jon
31 Mei 2009
ado sabuah permainan yang ambo ige,yaitu ambo lupa namo permainan nyo,klao ndak salah “tok – tok pintu “( botul ndak tuh ) baiko permaianan nyo…
ada dua regu sambil bajalan sambil banyanyi, baiko lagu nyo
regu 1 : tok tok pintu
regu 2 : siapa itu
regu 1 : bah…lupa ambo bah…ada yg tau ndak kok sambungan nyo..hehehehhe aaf yo lupa…hihihihi